• MA MIFTAHUNNAJAH SLEMAN
  • Qur'ani, Saintis, Berwawasan Lingkungan --- Never Ending To Grow---
  • ma.miftahunnajahsleman@gmail.com
  • 089508304238 / 0895392685122
  • RSS
  • Pencarian

Tujuh Golongan Orang yang Akan Mendapat Naungan Allah pada Hari Kiamat

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ اْلإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ  (رواه البخاري ومسلم والترمذي والنسائي) ”Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi dengan naungan (rahmat)-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya. (Ketujuh orang itu) adalah: (1) seorang pemimpin yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dengan beribadah kepada Tuhannya, (3) seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan (aktivitas-aktivitas) masjid, (4) dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya bersatu dan berpisah hanya karena Allah, (5) seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan dan cantik, kemudian menolaknya, sambil menjawab, “Sungguh aku takut kepada Allah, (6) seorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannnya, dan (7) seorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian kedua air matanya berlinang.” (HR. Bukhari: No.620 dan 1334, Muslim: No.1712, Tirmidzi: No. 2313, dan Nasai: No.5285). 

Makna Hadits

Hadits ini menyebutkan 7 golongan manusia istimewa yang akan mendapat naungan Allah di hari kiamat, yaitu saat matahari sangat dekat, panas terik, dan manusia kebingungan mencari perlindungan. Yang dimaksud dengan “naungan Allah” adalah naungan dari ‘Arsy Allah atau rahmat-Nya, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama.


Penjelasan Para Ulama

1. الإمام العادل (Pemimpin yang adil)

  • Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (6/164) menjelaskan:
    “Pemimpin yang adil adalah yang memegang kekuasaan lalu berlaku adil dalam segala urusannya, baik terhadap dirinya, keluarganya maupun rakyatnya. Keadilan pemimpin adalah nikmat besar, karena dengan keadilannya kehidupan masyarakat menjadi baik.”

  • Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam Fath al-Bari (2/144):
    “Adilnya seorang pemimpin mencakup hukum, kebijakan, dan keputusannya, serta memperhatikan hak rakyat dan tidak zalim.”

2. شاب نشأ في عبادة الله (Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah)

  • Ibn Hajar: pemuda adalah masa paling kuat dorongan hawa nafsu. Jika sejak muda ia menjaga ibadah, itu lebih mulia dibandingkan orang yang beribadah setelah tua. (Fath al-Bari, 2/144).

  • Al-Munawi dalam Fayd al-Qadir (4/66): ibadah di masa muda lebih berat, maka pahalanya lebih besar.

3. رجل قلبه معلق في المساجد (Laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid)

  • Imam Nawawi: maksudnya ia sangat cinta masjid, selalu rindu shalat berjamaah, dzikir, dan kebaikan lain di masjid. Bukan berarti hanya tinggal di masjid tanpa aktivitas lain. (Syarh Muslim, 6/166).

  • Ibn Rajab al-Hanbali dalam Jami‘ al-‘Ulum wa al-Hikam (1/383): hatinya seakan selalu terikat pada masjid meski jasadnya keluar darinya.

4. رجلان تحابا في الله (Dua orang yang saling mencintai karena Allah)

  • Ibn Hajar: maksudnya mereka mencintai satu sama lain bukan karena dunia, tapi karena ketaatan kepada Allah. (Fath al-Bari, 2/145).

  • Ibn Rajab: cinta karena Allah adalah ikatan hati yang murni dari kepentingan duniawi. (Jami‘ al-‘Ulum wa al-Hikam, 1/384).

5. رجل دعته امرأة ذات منصب وجمال فقال: إني أخاف الله (Laki-laki yang menolak rayuan wanita cantik dan terhormat dengan berkata: Aku takut kepada Allah)

  • Imam Nawawi: wanita yang memiliki “manṣib” (kedudukan) dan “jamāl” (kecantikan) adalah ujian besar. Menolaknya menunjukkan kekuatan iman dan rasa takut kepada Allah. (Syarh Muslim, 6/167).

  • Ibn Hajar: ini menunjukkan kesempurnaan iffah (menjaga kehormatan diri). (Fath al-Bari, 2/145).

6. رجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه (Laki-laki yang bersedekah secara sembunyi-sembunyi)

  • Ibn Rajab: yang dimaksud adalah kesempurnaan ikhlas, yaitu sedekah dilakukan sembunyi-sembunyi, tidak ingin dipuji. (Jami‘ al-‘Ulum wa al-Hikam, 1/385).

  • Ibn Hajar: ungkapan “tangan kiri tidak tahu” adalah majas yang menekankan betapa rahasia dan ikhlasnya sedekah itu. (Fath al-Bari, 2/146).

7. رجل ذكر الله خالياً ففاضت عيناه (Laki-laki yang mengingat Allah di tempat sunyi hingga menetes air matanya)

  • Imam Nawawi: ini menunjukkan keikhlasan, karena ia berdzikir dalam kesendirian, bukan ingin dipuji. (Syarh Muslim, 6/168).

  • Ibn Rajab: tangisan karena takut kepada Allah adalah tanda kelembutan hati dan besarnya rasa takut kepada-Nya. (Jami‘ al-‘Ulum wa al-Hikam, 1/386).


Kesimpulan Ulama

Hadits ini menunjukkan bahwa keselamatan di hari kiamat diperoleh dengan keikhlasan, keteguhan iman, serta amal shalih yang penuh pengorbanan. Tujuh golongan tersebut mewakili:

  • Pemimpin (yang adil)

  • Pemuda (yang menjaga ibadah)

  • Rakyat (yang cinta masjid, cinta karena Allah, menolak maksiat, ikhlas dalam sedekah, dan ikhlas dalam dzikir).

Artinya, setiap orang berpeluang masuk salah satunya dengan amal yang tulus.


Kitab Rujukan:

  1. Syarh Shahih Muslim – Imam an-Nawawi

  2. Fath al-Bari bi Syarh Shahih al-Bukhari – Ibn Hajar al-‘Asqalani

  3. Jami‘ al-‘Ulum wa al-Hikam – Ibn Rajab al-Hanbali

  4. Fayd al-Qadir – Al-Munawi

 

 

#Admin MA MN

Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Perumpamaan Orang Mukmin yang Membaca Al-Qur`an

وَعَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَل

20/08/2025 09:22 - Oleh Administrator - Dilihat 130 kali